BAB I
Pendahuluan
I.1. Pengertian APEC
APEC,
singkatan dari Asia-Pacific Economic Cooperation atau Kerjasama Ekonomi Asia
Pasifik, adalah forum ekonomi 21 negara di Lingkar Pasifik yang bertujuan untuk
mengukuhkan pertumbuhan ekonomi, mempererat komunitas dan mendorong perdagangan
bebas di seluruh kawasan Asia-Pasifik. APEC didirikan pada tahun 1989 sebagai
tanggapan terhadap pertumbuhan interdependensi ekonomi negara-negara
Asia-Pasifik dan lahirnya blok perdangangan lain di bagian-bagian lain dunia;
ketakutan akan Jepang mendominasi kegiatan ekonomi di kawasan Asia-Pasifik, dan
untuk mendirikan pasar baru untuk produk agrikultural dan bahan mentah di luar
Eropa.
Tujuan
APEC adalah untuk meningkatkan kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi di kawasan
Asia Pasifik dan meningkatkan kerja sama ekonomi melalui peningkatan volume
perdagangan dan investasi. Selan itu, APEC bertujuan untuk memperjuangkan
kepentingan ekonomi di kawasan tersebut di tengah-tengah perkembangan ekonomi
internasional. Untuk mencapai tujuan tersebut APEC melakukan kerja sama dalam
tiga ruang lingkup yang disebut dengan Tiga Pilar Kerja Sama APEC. Ketiga pilar
itu adalah liberalisasi perdagangan dan investasi, fasilitasi usaha, kerja sama
ekonomi, dan teknik.
I.2. Sejarah terbentuknya APEC
Sejarah
pembentukan APEC dilatarbelakangi oleh perubahan di Uni Soviet dan Eropa Timur.
Runtuhnya Uni Soviet dengan sistem ekonomi komunisnya, diikuti perubahan sistem
ekonomi negara-negara di Eropa Timur yang sebelumnya menjadi pengikutnya.
Sistem ekonomi komunis yang tertutup secara bertahap berubah menjadi sistem
ekonomi liberal yang bebas. Sehingga, muncullah kesadaran bahwa pada dasarnya
setiap negara saling membutuhkan. Saat itu berlangsung perundingan Putaran
Uruguay yang membahas tatanan perdagangan dunia. Putaran Uruguay adalah
perundingan Negara-negara anggota GATT (General Agreement of Trade and Tariff)
pada tahun 1986 di Punta del Este, Urugay.
Adanya
kekhawatiran atas gagalnya perundingan itu menjadi sebab dibentuknya APEC. Bila
perundingan itu gagal, dikhawatirkan akan muncul sikap proteksionis dan lahir
kelompok-kelompok regional yang tertutup. Padahal, dunia saat itu sedang
mengarah kepada sistem perdagangan bebas.
Tanggal
Januari 1989, Perdana Menteri Australia Bob Hawke mengusulkan untuk didirikannya
kerjasama ekonomi yang lebih efektif untuk kawasan Asia-Pasifik. Hal ini
berujung pada pertemuan pertama APEC di ibukota Australia, Canberra, diketuai
oleh Menteri Luar Negeri Australia Gareth Evans. Rapat ini dihadiri oleh
menteri dari 12 negara, dan berujung pada komitmen untuk mengadakan pertemuan
tahunan untuk masa depan di Singapura dan Korea Selatan.
Negara-negara
dari Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) menentang usulan awal, dan
sebagai gantinya mengusulkan Kaukus Ekonomi Asia Timur yang tidak memasukkan
negara non-Asia seperti Amerika Serikat, Kanada, Australia, dan Selandia Baru.
Usulan ini ditentang oleh negara-negara di kawasan Amerika, dan dikiritik
dengan pedas oleh Jepang dan Amerika Serikat.
Pertemuan
pertama Rapat Ekonomi Pemimpin APEC diadakan pada tahun 1993 ketika Presiden
Amerika Serikat Bill Clinton, setelah berdiskusi dengan Perdana Menteri
Australia Paul Keating, mengundang para kepala pemerintahan dari negara-negara
anggota untuk menghadiri pertemuan di Pulau Blake. Clinton berharap bahwa hal
ini akan melanjutkan negosiasi Uruguay Round yang sedang terhambat. Dalam rapat
tsb., beberapa pemimpin menyerukan untuk kelanjutan pengurangan batasan-batasan
perdagangan dan investasi, dan menggagas visi sebuah
BAB
II
Pembahasan
II.1. Keanggotaan
Sekretariat
APEC dibentuk pada tahun 1993. Para pegawai Sekretariat APEC terdiri atas 21
pejabat dari seluruh negara anggota ekonomi dan beberapa orang staf lokal.
Sekretariat APEC dipimpin oleh seorang Direktur Eksekutif dengan masa tugas
satu tahun dan berasal dari negara anggota ekonomi yang sedang menjadi ketua
APEC.
Saat
ini, APEC memiliki 22 anggota, kebanyakan adalah negara yang memiliki garis
pantai ke Samudra Pasifik. Meskipun begitu, kriteria keanggotaan yaitu setiap
anggota adalah lebih kepada ekonomi terpisah, dibandingkan dengan negara
terpisah. Sebagai hasilnya, dalam menyebut anggotanya, APEC menggunakan istilah
ekonomi anggota, bukan negara anggota.
KTT
APEC diadakan setiap tahun di negara-negara anggota. Pertemuan pertama
organisasi APEC diadakan di Canberra, Australia pada tahun 1989.
APEC
menghasilkan "Deklarasi Bogor" pada KTT 1994 di Bogor yang bertujuan
untuk menurunkan bea cuka hingga nol dan lima persen di lingkungan Asia Pasifik
untuk negara maju paling lambat tahun 2010 dan untuk negara berkembang
selambat-lambatnya tahun 2020.
II.2 Kegiatan APEC
APEC
dewasa ini mencakup tiga program kegiatan utama yang dapat diuraikan sebagai
berikut.
1. Program
yang berkaitan dengan upaya liberalisasi perdagangan (trade liberalization).
2. Program
yang memberikan perhatian terhadapupaya untuk memperlancar kegiatan perdagangan
dan investasi (trade and investment facilitation program).
3. Program
kerja sama pembangunan(development cooperation program) di antaranya termasuk
program bantuan teknik.
KTT
APEC diadakan setiap tahun di negara-negara anggota. Pertemuan pertama
organisasi APEC diadakan di Canberra, Australia pada tahun 1989.APEC
menghasilkan “Deklarasi Bogor” pada KTT 1994 di Bogor yang bertujuan untuk
menurunkan bea cuka hingga nol dan lima persen di lingkungan Asia Pasifik untuk
negara maju paling lambat tahun 2010 dan untuk negara berkembang
selambat-lambatnya tahun 2020.
Pada
tahun 1997, KTT APEC diadakan di Vancouver, Kanada. Kontroversi timbul ketika
kepolisian setempat menggunakan bubuk merica untuk meredakan aksi para pengunjuk
rasa yang memprotes kehadiran Soeharto yang menjabat sebagai presiden Indonesia
pada saat itu. Pada tahun 2003, kepala organisasi Jemaah Islamiyah Riduan
Isamuddin alias Hambali berencana melancarkan serangan pada KTT APEC di
Bangkok, Thailand. Hambali ditangkap di kota Ayutthaya oleh kepolisian setempat
sebelum ia dapat melaksanakan serangan itu.Pada tahun 2004, Chili menjadi
negara Amerika Selatan pertama yang menjadi tuan rumah KTT APEC.
Pada
tanggal 24 Februari telah dilaksanakan kegiatan Konsultasi publik yang
mendesiminasikan Hasil pertemuan Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) First
Commitee on trade and investmens Meeting (CTI1) yang telah diselenggarakan di
Clark , Filipina pada tanggal 3-4 Februari 2015 lalu. Kegiatan ini dihadiri oleh 80 orang peserta
aktif dan dilaksanakan di Aula Disperindag Provinsi Jawa Barat, dimana
narasumbernya adalah Direktur Kerja Sama APEC dan Organisasi Lainnya,
Kementerian Perdagangan dan Bpk. Arif Bustaman dari perguruan tinggi UNPAD.
Pelakasanaan kegiatan ini dibiaya sepenuhnya oleh DIPA Ditjen kpi, Kementerian
Perdaganagn RI tahun 2015.
APEC
merupakan forum kerja sama ekonomi di kawasan Asia Pasifik, terdiri dari 21
ekonomi yang mewakili lebih dari 41% jumlah penduduk di dunia GDP sebesar 55%
serta total perdagangan mencapai 49%. Sebagai salah satu forum kerja sama
ekonomi yang berpengaruh, APEC berkontribusi positif terhadap pertumbuhan
ekonomi masing-masing anggota dan global. Kawasan ini berkembang menjadi
wilayah ekonomi yang dinamis dengan pertumbuhan rata-rata 7% per tahun
dibandingkan kawasan lainnya sebesar 5%.
Forum
ini mendorong diciptakannya kebijakan yang mendukung peningkatan efesiensi
pasar guna meningkatkan kesejahteraan ekonomi, baik bagi masing-masing anggota
maupun secara menyeluruh, melalui tiga pilar kerja sama yaitu 1)perdagangan dan
investasi yang terbuka dan efisiensi ; 2) fasilitasi bisnis ; 3) kerja sama
ekonomi dan teknik. APEC dijalankan berdasarkan prinsip konsensus, terbuka,
serta tidak mengikat (non binding). Hal ini berarti bahwa apa yang dihasilkan
APEC merupakan kesepakatan bersama dimana pelaksanaannya dilakukan secara
sukarela.
Pembahasan
program kerja APEC dalam usaha mencapai Bogor Goals terdiri atas beragam isu.
Penentuan isu dan prioritas pembahasan setiap tahunnya dilakukan secara
berkelanjutan dimana merupakan hak tuan rumah penyelenggara. Sebagai contoh,
pada tahun 2013 di masa keketuaan Indonesia menjadi tuan rumah APEC, tema yang
disusun Indonesia adalah “Resilent Asia Pacific, Engine Of Global Growth”. Tema
tersebut guna menjawab tantangan situasi dunia yang tengah berada dalam
pengaruh krisis keuangan dan ekonomi dunia. Selain itu, tema tersebut juga
untuk mendukung kepentingan Indonesia dengan membahas beberapa hal penting,
yaitu : Attaining the Bogor Goals (mewujudkan Bogor Goals), Sustainable Growth
with Equity (mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan dan merata) dan Promoting
Connectivity ( memperkuat konektivitas).
Isu
mengenai terorisme menjadi hangat diperbincangkan di sela pertemuan APEC setelah
beberapa waktu sebelumnya Paris dirudung serangan teroris. Selengkapnya,
berikut lima deklarasi utama yang digaungkan para pimpinan negara pada KTT APEC
2015:
1. Memerangi terorisme
"Di
bawah bayang-bayang serangan teroris di Paris, Beirut dan pesawat Rusia di
Sinai, dan dimanapun, kami dengan tegas mengutuk seluruh aksi, metode dan
praktek terorisme dalam bentuk dan manifestasi apapun. Kami tidak akan
membiarkan terorisme mengancam nilai-nilai fundamental yang membahayakan
kebebasan dan keterbukaan negara."
2. Peningkatan solidaritas
"Pertumbuhan
ekonomi, kesejahteraan, dan peluang merupakan perangkat yang dapat memangkas
akar penyebab terorisme dan radikalisasi. Kami menegaskan pentingnya
peningkatan kerjasama dan solidaritas internasional dalam memerangi
terorisme."
3. Memerangi kemiskinan
"Kami
menyadari bahwa meskipun pertumbuhan ekonomi belum belum tercapai hingga
membuat jutaan orang keluar dari kemiskinan, jutaan orang telah benar-benar
merasakan dampaknya. Kami menyerukan upaya yang lebih intensif untuk
pengurangan dan pengentasan kemiskinan. Kami juga mengakui bahwa
ketidaksetaraan telah menjadi rem pertumbuhan ekonomi dan persempitan
kesenjangan itu sangat penting guna memacu pembangunan dan kemakmuran di Asia
Pasifik."
4. Ekonomi dunia
"Kami
bertemu di saat pertumbuhan global sedang tidak menentu dan terus merosot dari
ekspektasi. Berbagai risiko dan ketidakpastian masih menghantui pertumbuhan
ekonomi global seperti peningkatan permintaan yang tidak seimbang, volatilitas
finansial dan masalah struktural yang memberatkan pertumbuhan potensi yang
ada."
5. Perubahan Iklim
"Kami
berkomitmen kuat untuk mencapai kesepakatan jangka panjang yang dinamis,
ambisius, seimbang dan adil atas perubahan iklim di Paris Climate Conference
pada Desember mendatang. Kami juga berupaya mengurangi peningkatan penggunaan
energi berlebihan hingga 45 persen pada 2035, dan menggandakan energi
terbarukan pada 2030 guna mencapai perkembangan energi berkesinambungan di
kawasan Asia Pasifik."
II.3. Sekretariat APEC
Sekretariat APEC dibentuk pada tahun 1993. Para pegawai Sekretariat
APEC terdiri atas 21 pejabat dari seluruh negara anggota ekonomi dan beberapa
orang staf lokal. Sekretariat APEC dipimpin oleh seorang Direktur Eksekutif
dengan masa tugas satu tahun dan berasal dari negara anggota ekonomi yang
sedang menjadi ketua APEC.
Indonesia menempatkan wakil-nya di Sekretariat APEC dan
mendapat tugas sebagai Direktur Bidang Gender dan Policy Level Group on Small
and Medium Enterprises (PLG SME) sejak tahun 1998.
Sekretariat APEC yang berdomisili di Singapore, dalam melaksanakan
tugasnya terbagi dalam beberapa bidang yakni, Sekretariat APEC di bidang
Committee on Trade and Investment (CTI), bidang services, Tariff and Non Tariff
Measures (NTMs), bidang Standards and Conformance (SCSC), bidang Customs
Procedures (SCCP), bidang Intelectual Pro-perty Right (IPEG), Competition
Policy, Government Procurement (GPEG), Deregulation, Rules of Origin, Dispute
Mediation, Mobility of Business People, Implementation of Uruguay Round
Outcomes (UR Outcomes), Early Voluntary Sectoral Liberalization (EVSL),
Economic Committee, Budget and Management Committee (BMC), ECOTECH, Energy,
Fisheries, Human Recources Development (HRD), Industrial Science and Technology
(ISTWG), Marine Resource Conservation, Telecommunications, Tourism, Trade
Promotion, Transportation, Policy Level Group on Small and Medium Enterprises
(PLG SME), Agrculture Technical Cooperation Reports Group (ATC), APEC Study
Centers, Sustainable Development, Infrastructure Workshop, Gender Issues
Sustainable Recovery, Management Review, Electronic Commerce, APEC Food System,
Public Affairs, Communications and Database.
Sekretariat
APEC berfungsi untuk:
–
Menunjang mekanisme kegiat-an APEC
–
Menyediakan “advisory” teknis untuk koordinasi pembinaan bidang perdagangan
–
Mengenalkan dan menginfor-masikan peranan APEC kepada masyarakat dunia.
II.4. Manfaat APEC untuk Indonesia
Indonesia
menempatkan wakil-nya di Sekretariat APEC dan mendapat tugas sebagai Direktur
Bidang Gender dan Policy Level Group on Small and Medium Enterprises (PLG SME)
sejak tahun 1998.
APEC atau Asia Pacific Economic Cooperation
merupakan Forum Kerjasama Ekonomi negara-negara di kawasan Asia dan Pasifik
yang bertujuan untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi kawasan dan sekaligus untuk
mengurangi hambatan-hambatan dalam mengembangkan dan memproyeksikan
kepentingan-kepentingan kawasan dalam negosiasi multilateral yang lebih luas.
APEC yang dibentuk tahun 1989 sekarang telah menjadi salah satu forum ekonomi
regional yang mengemuka di dunia. Keanggotaannya mencakup dua puluh satu
ekonomi (Negara) dengan penduduk hampir sepertiga jumlah total dunia,
menghasilkan sekitar 60% total GDP dunia, dan mencakup 47% dari total
perdagangan dunia.
Pada tahun 1994 Indonesia menjadi tuan rumah
pertemuan kepala Negara APEC di Bogor yang pada kesempatan itu disepakati
komitmen bersama berupa liberalisasi perdagangan dan investasi secara penuh
pada tahun 2010 untuk ekonomi yang sudah maju, dan tahun 2020 untuk ekonomi
berkembang. Komitmen ini kemudian dikenal sebagai Tujuan Bogor (Bogor Goals),
dan menjadi dasar mendorong percepatan penghapusan tarif perdagangan maupun
investasi antar anggota APEC.
Di Bogor inilah untuk pertama kalinya
program liberalisasi menjadi agenda resmi APEC. Pada saat itu, Indonesia
mengambil inisiatif untuk menggulirkan program liberalisasi APEC melalui
penetapan target waktu dengan harapan bahwa melalui prakarsa ini, Indonesia
dapat memetik manfaat melalui tercapainya akselerasi deregulasi dan penurunan
tarif. Pada akhimya, diharapkan bahwa melalui komitmen program liberalisasi
ini, Indonesia dapat meningkatkan tingkat daya saing ekonominya secara
signifikan. Dengan demikian, melalui tahapan pembangunan yang teratur pada masa
25 tahun kedepan terhitung sejak 1994, ekonomi Indonesia telah akan dapat
berdiri sejajar dengan negara-negara maju APEC.
Manfaat-manfaat Indonesia ikut serta dalam APEC, adalah
sebagai berikut:
Ø
Secara Politik
: dapat mendukung proses demokratisasi, memperkokoh persatuan dan kesatuan,
mendukung terciptanya kohesi sosial, meningkatkan pemahaman dan toleransi
terhadap perbedaan, mendorong terwujudnya tata pemerintahan yang baik,
mendorong pernghormatan, perlindungan dan pemajuan HAM di Indonesia.
Ø
Secara ekonomi dan keuangan
: mendorong pertumbuhan dan stabilitas ekonomi yang berkelanjutan, meningkatkan
daya saing, meningkatkan kemampuan iptek, meningkatkan kapasitas nasional dalam
upaya pencapaian pembangunan nasional, mendorong peningkatan produktivitas
nasional, mendatangkan bantuan teknis, grant dan bantuan lain yang tidak
mengikat.
Ø
Secara Sosial Budaya
: menciptakan saling pengertian antar bangsa, meningkatkan derajat kesehatan,
pendidikan, mendorong pelestarian budaya lokal dan nasional, mendorong upaya
perlindungan dan hak-hak pekerja migran; menciptakan stabilitas nasional,
regional dan internasional.
Ø
Segi kemanusiaan
: mengembangkan early warning system di wilayah rawan bencana, meningkatkan
capacity building di bidang penanganan bencana, membantu proses rekonstruksi
dan rehabilitasi daerah bencana; mewujudkan citra positif Indonesia di
masyarakat internasional, dan mendorong pelestarian lingkungan hidup dan
mendorong keterlibatan berbagai pihak dalam usaha-usaha pelestarian lingkungan
hidup.
BAB
III
Penutup
III.1. Kesimpulan
APEC
adalah sebuah organisasi lintas negara yang dianggotai oleh negara-negara
sebagian besar memiliki garis pantai disekitar yang memiliki garis pantai ke
Samudra Pasifik. Sesuai kepentingannya, APEC telah mengembangkan suatu forum
yang lebih besar substansinya dengan tujuan yang lebih tinggi, yaitu membangun
masyarakat Asia Pasifik dengan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan yang merata
melalui kerja sama perdagangan dan ekonomi.
Apabila masalah perdagangan bebas
gagal disepakati, diduga akan memicu sikap proteksi dari setiap negara dan
sangat menghambat perdagangan bebas. Oleh karena itu, APEC dianggap bisa
menjadi langkah efektif untuk mengamankan kepentingan perdagangan negara-negara
di kawasan Asia Pasifik. Adapun tujuan dibentuknya APEC adalah untuk
meningkatkan kerja sama ekonomi di kawasan Asia Pasifik terutama di bidang
perdagangan dan investasi.
III.2. Saran
Semoga
Indonesia dapat berperan aktif dalam segala bentuk pengembangan dan kemajuan
dunia dalam segala sisi, dengan masuknya Indonesia dalam APEC mudah-mudahan
dapat memberikan efek positif bagi kemajuan bangsa dan negara Indonesia,
seperti yang tersurat dalam pembukaan UUD 1945 yang berbunyi “Ikut serta dalam
melaksanakan ketertiban dunia, yang berdasarkan oerdamaian abadi dan keadilan
sosial.”
Selanjutnya
estafet bangsa ini akan berada di tangan kita-kita sebagai penerus bangsa, maka
sudah selayaknya mempersiapkan diri menerima estafet tersebut dengan cara
belajar sebaik mungkit untuk kemajuan bangsa dan negara.
MAKALAH apec
Kelompok : 3
Juhenti
Sinta wati
Riksa septiani
Cahyudin
Iip fandi
Sma negeri 1
warunggunung
Tahun ajaran
2019/2020
Tidak ada komentar:
Posting Komentar