Jumat, 20 Mei 2022

resensi novel Monster Berwajah Datar

 

Monster Berwajah Datar

                                                                       

           Judul Novel          : Almond

                                                                                    Penulis                : Sohn Won-Pyung

                                                                                    Penerjemah       : Suci Agustina Pertiwi

                                                                                    Penerbit             : PT Grasindo

                                                                                    Tahun Terbit      : 2019

                                                                                    Jumlah halaman: xii + 222 halaman

 

            Harga Buku        : Rp88.000,00

 

 

 

 

 

            Novel dengan judul almond ini adalah salah satu novel bertema psikologi yang di tulis oleh seorang novelis dan pembuat film asal Korea Selatan Sohn Won-Pyung. Novel ini merupakan buku yang paling banyak dikunjungi di perpustakaan umum di Korea Selatan pada tahun 2020 dan terbukti sangat populer di kalangan wanita berumur 40-an. Penjualan novel populer  ini juga menjadi semakin meroket setelah boyband K-Pop BTS terlihat membacanya dalam salah satu reality show bernama BTS in the soop yang ditayangkan pada tahun yang sama.

           

Novel yang ditulis oleh Sohn Won-pyung ini menceritakan tentang seorang anak laki-laki bernama Yoonjae yang di diagnosa menderita alextimia atau ketidak mampuan mengungkapkan dan merasakan emosi sejak belia. Para dokter menyatakan penyakit ini disebabkan oleh almond atau amigdala dalam kepalanya yang kecil dan jaringan komunikasi antar sistem limbik otak dan lobus frontal tidak lancar. Hal ini menyebabkan Yoonjae tidak bisa merasakan rasa takut dan dianggap aneh oleh banyak orang sehingga mendapatkan julukan “robot” dari teman-temannya.

 

Yoonjae lahir dan dibesarkan oleh ibu dan nenek yang sangat menyayanginya, sang nenek juga memberikan julukan padanya sebagai “monster kecil yang selalu menggemaskan”. Tetapi penyakit yang dideritanya ini membuatnya kesulitan dalam memahami arti yang tersembunyi dari sebuah kejadian. Misalnya, ketika ada orang yang menasehatinya dengan tampang yang menakutkan, tetapi tetap saja bagi Yoonjae tidak ada gunanya. Yoonjae hanya bisa menerima dunia seadanya.

 

Yoonjae yang tidak bisa merasakan takut pernah hampir digigit anjing besar dan bergigi tajam, namun sang ibu berhasil menggagalkannya. Sang ibu yang merasa khawatir ketika anaknya tidak berada dalam pengawasannya, membuat catatan yang ditulis di kertas berwarna dan ditempelkan di papan yang cukup besar. Isi catatan itu bertujuan agar Yoonjae terhindar dari hal-hal berbahaya, misalnya “kalau mobil mendekat harus menghindar atau berlari” dan petunjuk bagaimana mengubah ekspresi wajah agar tidak dianggap aneh oleh orang lain seperti “kalau orang lain tertawa maka ikut tersenyum”.

 

Ibu yoonjae akhirnya memutuskan untuk membuka sebuah toko buku bekas. Dan dari buku-buku itulah Yoonjae mulai mengenal ekspresi dan perasaan. Namun, pada suatu malam natal tepat di hari ulang tahunnya,Yoonjae melihat insiden penusukan di depan matanya. Inseden itu menyebabkan neneknya meninggal dunia dan ibunya terbaring koma. Sejak saat itu Yoonjae melanjutkan hidupnya seorang diri dan mengurus toko buku tanpa didampingi ibunya.

 

Di sekolah,Yoonjae berteman dengan Gon yang memiliki kepribadian sangat bertolak belakang dengan dirinya. Gon memiliki kepribadian yang nakal, pemberontak, brutal dan suka menyakiti. Pertemanan Yoonjae dan Gon sangat unik, yang satu terlihat lemah dan pendiam yang lain agresif dan selalu pura-pura kuat.

 

Selain persahabatan, novel ini juga berbicara tentang kisah cinta yang unik. Kemunculan Dora di tengah kehidupan Yoonjae membuat dirinya merasakan emosi yang lain yaitu cinta. Namun, saat Yoonjae mulai membuka dirinya untuk orang-orang baru, sesuatu perlahan-lahan mengubah dirinya. Hal itu terjadi ketika Gon mengalami masalah antara hidup dan mati. Sehingga Yoonjae menjadi pahlawan yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya.

 

Di dalam novel yang bertemakan psikologi seperti ini, bahasa yang digunakan bisa dibilang cukup sederhana sehingga setiap cerita dalam novel ini dapat ditangkap dengan baik oleh pembaca. Namun, seluruh cerita dalam novel ini menggunakan latar kehidupan Korea Selatan, sehingga pembaca yang belum terlalu mengenal kehidupan di Korea Selatan akan sedikit kesulitan dalam memahami cerita.

 

Novel almond adalah novel yang memberi harapan kepada orang-orang yang percaya bahwa hati dapat mengendalikan kepala. Dalam novel ini banyak nilai-nilai empati yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari terutama pada penderita alextimia. Melalui cerita antara Yoonjae dan Gon, penulis ingin menyampaikan bahwa dalam kehidupan yang dijalani setiap orang tidak selalu sama, bahkan tak sedikit yang bertolak belakang.

 

Meskipun novel ini masih memiliki kekurangan, tetapi hal tersebut tidak menghilangakan suasana dan pesan yang ada di dalamnya. Novel ini sangat direkomendasikan kepada para remaja dan orang tua untuk menambah ilmu psikologi yang bermanfaat di kehidupan sehari-hari.

resensi buku NOVEL GIRLS IN THE DARK

 

RESENSI

NOVEL GIRLS IN THE DARK

 

            Judul buku       : Girls In The Dark

            Penulis             : Akiyoshi Rikako

            Tebal Buku      : 279

            Penerbit          : Haru (terjemahan)

            Genre              : Misteri - Thriller

Tahun Terbit   : Juli 2021, Cetakan Keenam Belas

            ISBN                 : 978-602-7742-31-4

 

            SIPNOSIS

            Girls in the dark (Ankoku Joshi) salah satu novel karangan Akiyoshi Rikako ini bercerita tentang Klub Sastra di SMA Putri Santa Maria yang dipimpin oleh Shiraishi Itsumi. Shiraishi Itsumi sendiri adalah gadis yang sangat terkenal dan disegani oleh para siswa di sekolahnya. Suatu hari Itsumi ditemukan mati setelah terjatuh dari beranda sekolah dengan jari yang menggenggam seuntai bunga tulip. Sumikawa Sayuri, sebagai ketua Klub Sastra sekaligus sahabat karib Itsumi, menggunakan pertemuan rutin dengan tema yami-nabe sebagai acara mengenang dan mengungkap misteri yang belum terungkap pada kasus kematian Itsumi. Yami-nabe sendiri adalah kegiatan dimana para anggota membawa satu jenis makanan yang tidak boleh diberitahu pada anggota lainnya, nantinya makanan itu akan dicampur dalam satu wadah, dalam keadaan ruangan yang minim cahaya, para peserta akan memakan masakan tanpa tau apa yang mereka makan. Sambil memakan masakan, para anggota klub yang terdiri dari Nitani Mirei, Kominami Akane, Diana Detcheva, Koga Sanoko, Takaoka Shinyo, dan Sumikawa Sayuri sebelumnya diminta membuat cerita atau naskah yang nantinya akan dibaca secara bergiliran. Dengan tema tentang Kematian Ketua Klub sebelumnya, Shiraishi Itsumi.

 

ULASAN

Untuk saya yang baru pertama kali membaca novel karya Akiyoshi Rikako, Girls in the Dark, merasa terkesan dan sangat kagum. Dengan alurnya yang maju-mundur, membuat saya merasa ikut dalam kegiatan yami-nabe, membayangkan di setiap  kejadiannya. Apalagi latar yang dilukiskan bernuansa eropa.

Novel ini tersusun dari cerita-cerita pendek yang dibacakan masing-masing tokoh dengan menggunakan sudut pandang orang pertama. Bisa dibilang para tokoh di sini saling tuduh.

            Dari awal hingga pertengahan cerita, saya merasa semuanya serba abu-abu, sangat membingungkan. Cerita dari para tokoh kadang bertabrakan dan tidak terlihat adanya kolerasi. Namun justru itulah petunjuk yang diberikan penulis. Petunjuk-petunjuk yang ada memang implisit, saya juga sempat terkecoh beberapa kali, ini yang membuat kita harus lebih teliti dan jeli saat membaca novel ini.

            Nyatanya, separuh cerita dari para tokoh hanya rekayasa yang dibuat untuk menutupi perbuatan mereka terhadap Itsumi. Tapi mereka tidak sepenuhnya bersalah.

            Dalam setiap cerita yang dibawakan, pasti tergambar kebaikan hati Itsumi. Itsumi yang ceria, Itsumi yang positif vibes, Itsumi bagai dewi dan ikon dari SMA Putri Santa Maria, ditambah ayahnya adalah pemilik Yayasan. Kalau dilihat, Itsumi sangat sempurna. Namun, itu hanyalah cover.

            Karena hidupnya yang sudah melampaui kata sempurna, ia menjadi serakah. Itsumi tidak ingin menyia-nyiakan tiga tahun masa SMA-nya, dia ingin menjadi lebih bersinar. Kalau ingin bersinar harus menjadi tokoh utama, dan tokoh utama harus memiliki ‘peran pembantu’  untuk membantunya mendapatkan jalan cerita yang bagus.

            Dimulailah pencarian ‘peran pembantu’ itu, tentu saja bukan peran pembantu sembarangan, tapi peran pembantu yang tau batasan, yang tidak berusaha lebih menonjol dari tokoh utama. Itsumi mendapatkan yang dia mau, para anggota Klub Sastra. Dengan memegang senjata, kelemahan dari masing-masing anggota, dia membuat jalan ceritanya sendiri.

            Tapi, tentu saja para anggota Klub Sastra tidak tinggal diam.

‘‘Pegang rahasianya,rebut tempatnya berada, dan sudutkan. Menggenggam rahasia seseorang sama dengan menggenggam jiwanya. Tidak ada kepuasan yang melebihi kepuasan itu’’ – Girls In The Dark, hlm. 227

 

            KELEBIHAN

·         Konflik yang diciptakan sangat menarik, seperti saat menonton film thriller.

·         Endingnya pun menarik, plot twist yang tidak pernah saya bayangkan.

·         Cover buku yang disajikan menarik.

 

KELEMAHAN

·         Bahasa yang digunakan formal dan terkesan berat.

·         Banyakk menggunakan istilah-istilah dalam Bahasa Perancis yang asing dan jarang digunakan.

·         Ada adegan sensual dan juga hint kearah yuri (LGBT), tapi tidak eksplisit, jadi pembaca harus bijak saat membaca novel ini.

 

KESIMPULAN

            Buku ini sangat cocok untuk penyuka genre Thriller, karena sajian cerita misterinya menarik untuk dibaca, sehingga saat membaca akan terasa seperti mengalaminya secara langsung.

 

 

 

Jumat, 18 Maret 2022

SPTJM SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB MUTLAK KEBENARAN SEBAGAI SUAMI ISTRI

 

SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB MUTLAK (SPTJM)

KEBENARAN SEBAGAI PASANGAN SUAMI ISTRI

 

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama                                      : …………………………………………………………………….

NIK                                          : …………………………………………………………………….

Tempat/Tanggal Lahir         : …………………………………………………………………….

Pekerjaan                               : …………………………………………………………………….

Alamat                                    : …………………………………………………………………….

 

Menyatakan bahwa :

Nama                                      : …………………………………………………………………….

NIK                                          : …………………………………………………………………….

Tempat/Tanggal Lahir         : …………………………………………………………………….

Pekerjaan                               : …………………………………………………………………….

Alamat                                    : …………………………………………………………………….

 

Adalah suami/istri *) dari :

Nama                                      : …………………………………………………………………….

NIK                                          : …………………………………………………………………….

Tempat/Tanggal Lahir         : …………………………………………………………………….

Pekerjaan                               : …………………………………………………………………….

Alamat                                    : …………………………………………………………………….

Sebagaimana tercantum dalam Kartu Keluarga (KK) Nomor : ……………………………………

 

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila dikemudian hari ternyata pernyataan saya ini tidak benar, maka saya bersedia diproses secara hukum sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan dokumen yang diterbitkan akibat dari pernyataan ini menjadi tidak sah.

 

……………….., ………………………..20…..

Saya yang menyatakan,

 

 

……………………………………….

Saksi I                                                 Saksi II

 

 

(……………………………..)                       ( ………………………………)