Monster Berwajah Datar
Judul Novel : Almond
Penulis : Sohn Won-Pyung
Penerjemah : Suci Agustina Pertiwi
Penerbit : PT Grasindo
Tahun Terbit : 2019
Jumlah halaman: xii + 222 halaman
Harga Buku : Rp88.000,00
Novel dengan judul almond ini adalah salah satu novel bertema psikologi yang di tulis oleh seorang novelis dan pembuat film asal Korea Selatan Sohn Won-Pyung. Novel ini merupakan buku yang paling banyak dikunjungi di perpustakaan umum di Korea Selatan pada tahun 2020 dan terbukti sangat populer di kalangan wanita berumur 40-an. Penjualan novel populer ini juga menjadi semakin meroket setelah boyband K-Pop BTS terlihat membacanya dalam salah satu reality show bernama BTS in the soop yang ditayangkan pada tahun yang sama.
Novel yang ditulis oleh Sohn Won-pyung ini menceritakan tentang seorang anak laki-laki bernama Yoonjae yang di diagnosa menderita alextimia atau ketidak mampuan mengungkapkan dan merasakan emosi sejak belia. Para dokter menyatakan penyakit ini disebabkan oleh almond atau amigdala dalam kepalanya yang kecil dan jaringan komunikasi antar sistem limbik otak dan lobus frontal tidak lancar. Hal ini menyebabkan Yoonjae tidak bisa merasakan rasa takut dan dianggap aneh oleh banyak orang sehingga mendapatkan julukan “robot” dari teman-temannya.
Yoonjae lahir dan dibesarkan oleh ibu dan nenek yang sangat menyayanginya, sang nenek juga memberikan julukan padanya sebagai “monster kecil yang selalu menggemaskan”. Tetapi penyakit yang dideritanya ini membuatnya kesulitan dalam memahami arti yang tersembunyi dari sebuah kejadian. Misalnya, ketika ada orang yang menasehatinya dengan tampang yang menakutkan, tetapi tetap saja bagi Yoonjae tidak ada gunanya. Yoonjae hanya bisa menerima dunia seadanya.
Yoonjae yang tidak bisa merasakan takut pernah hampir digigit anjing besar dan bergigi tajam, namun sang ibu berhasil menggagalkannya. Sang ibu yang merasa khawatir ketika anaknya tidak berada dalam pengawasannya, membuat catatan yang ditulis di kertas berwarna dan ditempelkan di papan yang cukup besar. Isi catatan itu bertujuan agar Yoonjae terhindar dari hal-hal berbahaya, misalnya “kalau mobil mendekat harus menghindar atau berlari” dan petunjuk bagaimana mengubah ekspresi wajah agar tidak dianggap aneh oleh orang lain seperti “kalau orang lain tertawa maka ikut tersenyum”.
Ibu yoonjae akhirnya memutuskan untuk membuka sebuah toko buku bekas. Dan dari buku-buku itulah Yoonjae mulai mengenal ekspresi dan perasaan. Namun, pada suatu malam natal tepat di hari ulang tahunnya,Yoonjae melihat insiden penusukan di depan matanya. Inseden itu menyebabkan neneknya meninggal dunia dan ibunya terbaring koma. Sejak saat itu Yoonjae melanjutkan hidupnya seorang diri dan mengurus toko buku tanpa didampingi ibunya.
Di sekolah,Yoonjae berteman dengan Gon yang memiliki kepribadian sangat bertolak belakang dengan dirinya. Gon memiliki kepribadian yang nakal, pemberontak, brutal dan suka menyakiti. Pertemanan Yoonjae dan Gon sangat unik, yang satu terlihat lemah dan pendiam yang lain agresif dan selalu pura-pura kuat.
Selain persahabatan, novel ini juga berbicara tentang kisah cinta yang unik. Kemunculan Dora di tengah kehidupan Yoonjae membuat dirinya merasakan emosi yang lain yaitu cinta. Namun, saat Yoonjae mulai membuka dirinya untuk orang-orang baru, sesuatu perlahan-lahan mengubah dirinya. Hal itu terjadi ketika Gon mengalami masalah antara hidup dan mati. Sehingga Yoonjae menjadi pahlawan yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya.
Di dalam novel yang bertemakan psikologi seperti ini, bahasa yang digunakan bisa dibilang cukup sederhana sehingga setiap cerita dalam novel ini dapat ditangkap dengan baik oleh pembaca. Namun, seluruh cerita dalam novel ini menggunakan latar kehidupan Korea Selatan, sehingga pembaca yang belum terlalu mengenal kehidupan di Korea Selatan akan sedikit kesulitan dalam memahami cerita.
Novel almond adalah novel yang memberi harapan kepada orang-orang yang percaya bahwa hati dapat mengendalikan kepala. Dalam novel ini banyak nilai-nilai empati yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari terutama pada penderita alextimia. Melalui cerita antara Yoonjae dan Gon, penulis ingin menyampaikan bahwa dalam kehidupan yang dijalani setiap orang tidak selalu sama, bahkan tak sedikit yang bertolak belakang.
Meskipun novel ini masih memiliki kekurangan, tetapi hal tersebut tidak menghilangakan suasana dan pesan yang ada di dalamnya. Novel ini sangat direkomendasikan kepada para remaja dan orang tua untuk menambah ilmu psikologi yang bermanfaat di kehidupan sehari-hari.