Jumat, 27 September 2013


Cara Setting LAN jaringan Setting Server dan Client

Lan jari nga n pe rl u disetting sedemikian rupa sehingga hasil yang diinginkan bisa maksima l. L a n ja ringan meng hubungk an komputer yang satu dengan yang lainnya dan dapat dikont rol dengan satu komputer server. Baik tidaknya atau kualitas yang dihasilkan tergantung bagaimana setting lan jaringan tersebut.
Setting Server dan Client
Setelah k omputer-komputer terhubung dalam satu bentuk topologi ( mis; Star ) maka kita siap melakukan pengaturan-pengaturan. Nyalakan PC Server (pastikan bahwa PC server telah terkoneksi ke Speedy Broadband). Koneksi Speedy ke server dilakukan oleh pegawai PT. Telkom atau bila kita ingin melakukannya sendiri, kita tinggal meminta nomor speedy+password, IP dan DNS dari Telkom setelah aplikasi permohonan berlangganan kita di terima (cari yang aman saja lah hehehe…) buka command prompt dari start menu – programs – accessories – command prompt. Ketik “ping http://www.google.com” tanpa tanda petik ya… Apabila PC server kita telah terkoneksi dengan internet melalui speedy maka kita akan dapatkan “Reply from 72.14.203.174:…” artinya bahwa koneksi berhasil diterima.
Nah, sekarang kita akan menseting jaringan yang baru kita kerjakan tadi…..
Buka command prompt dan ketik “ipconfig /all” tekan ENTER (tanpa tanda petik). Di sini akan terlihat IP Address, DNS server, dan Default Gateway (NIC 1 milik speedy dan NIC 2 masih kosong). Catatlah pada selembar daun lontar eh kertas maksudnya :) nomor-nomor tersebut. IP Address yang digunakan biasanya berada di kelas C.
Misalnya NIC 1 terisi :
IP address : 192.168.1.2
Subnet : 255.255.255.0
Gateway : 192.168.1.1 (IP Address di ADSL modem)
DNS server : 202.134.0.15 (DNS dari ISP / Speedy)
Alternative DNS : 202.134.0.10
Buka Control Panel – Network connectin. Klik ganda pada Local Area Connectin 2 (NIC2)
Cari pilihan Internet Protocol (TCP/IP) kemudian klik Properties. Klik pada bagian Use the following IP address kemudian isikan seperti berikut :
IP address : 192.168.0.1
Setelah diisi, klik OK kemudian closse
Subnet : 255.255.255.0
Gateway : 192.168.1.2 (IP Address di NIC 1)
DNS server : 202.134.0.15
Alternative DNS : 202.134.0.10
Nyalakan komputer klien semua. Agar lebih mudah, lakukan penyetingan mulai dari komputer klien nomor 1.
Buka Control Panel – Network connectin. Klik ganda pada Local Area Connectin
Cari pilihan Internet Protocol (TCP/IP) kemudian klik Properties. Klik pada bagian Use the following IP address kemudian isikan seperti berikut :
IP address : 192.168.0.2 (IP Address client 1)
Subnet : 255.255.255.0
Gateway : 192.168.0.1 (IP Address di NIC 2 server)
DNS server : 202.134.0.15

Pada posting terdahulu bahwa NIC 1 terhubung ke ADSL modem dan NIC 2 terhubung ke switch. NIC 2 inilah yang akan kita share ke komputer client.
Sebelum melakukan sinkronisasi antara PC server dan PC client terlebih dulu kita mengisi IP address di semua komputer client. Carane …. :

Untuk client 2 dan seterusnya, ikuti langkah nomor 2 di atas. Anda tinggal mengganti IP address ke 3,4,5 ….. dst.

LOGO HASIL KARYA RADJA NET




















Jumat, 26 April 2013

makalah telaah puisi



BAB I
 PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah

     Sastra suatu komunikasi seni yang hidup bersama bahasa. Tanpa bahasa sastra tidak mugkin ada, puisi adalah salah satu sastra yang menggunakan bahasa di dalam penyampaian melalui bahasa dia dapat di wujudkan dirinya berupa sastra lisan maupun sastra tertulis. Karya sastra merupakan wujud dari hasil pemikiran manusia, karya sastra di ciptakan untuk di nikmati dan di apresiasikan. Dalam hal ini setiap penulis gambaranya untuk menghasilkan efek-efek tertentu bagi pembacanya. Secara menyeluruh.puisi itu tercipta karena pengalaman atau sebaliknya. Bisa di katakana bahwa puisi adalah ekspresi dari segala pengalaman imajinatif yang dirasakan oleh manusia  dalam hidupnya.
                  Bahwa karya sastra ditulis oleh seorang pengarang, dan pengarang merupakan a salient being, makhluk yang mengalami sensasi-sensasi dalam kehidupan empirik masyarakatnya. Dengan demikian, sastra juga dibentuk oleh masyarakatnya, sastra berada dalam jaringan sistem dan nilai dalam masyarakatnya. Dari kesadaran ini muncul pemahaman bahwa sastra memiliki keterkaitan timbal-balik dalam derajat tertentu dengan masyarakatnya, kesusastraan indonesia modern memiliki usia yang tergolong muda, memiliki usaha yang sehingga banyak masalah yang timbul dan menghendaki pemecahan untuk menyelesaikan. Berhubungan dengan hal tersebut maka ilmu sastra indonesia (modern) masi belum mendapatkan metode yang tepat dalam penyelesaian. Ilmu sastra mempunyai Berbagai pendekatan analisis puisi.










B. Rumusan Masalah
                 Ada rumusan masalah yang perlu di kaji dalam makalah ini

1.      Apa yang dimaksud dengan structural semiotik
2.      Bagaimana pendekatan structural menurut teeuw A,
3.      Apa yang anda ketahui tentang stilistika
4.      Apa yang anda ketahui dari pendekatan sosiologi sastra
5.      Sebutkan berbagai macam pendekatan resepsi sastra
6.      Apa konsep dari pendekatan ekspresif itu sendiri

C. Tujuan
           Berikut ini adalah beberapa tujuan yang akan dicapai setelah mempelajari makalah ini

1.       Dapat mengetahui pengertian dari sruktural
2.      Mendeskripsikan bagaimana pendekatan structural menurut Teeuw A
3.      Dapat menguraikan penjelasan tersebut
4.      Ingin menjelaskan pengertian dari pendekatan sosiologi sastra
5.      Dapat menjelaskan bagian-bagian dari resepsi sastra
6.      Ingin menguraikan konssep dari pendekatan ekspresif














      BAB II
KAJIAN TEORI
A.   Teori Pendekatan Struktural
                Pendekatan stuktural pendekatan yang memandang dan memahami karya sastra dari segi struktur itu sendiri. Pendekatan ini memahami karya sastra cloce reading ( membaca karya sastra secara tertutup tanpa melihat pengarangnya, realitas, dan pembaca ). Pendekatan structural bertujuan membongkar dan memaparkan secermat. Seteliti semendetil, dan semendalam mungkin keterkaitan dan ketrjalinan semua unsur dan aspek karya sastra yang bersama-sama menghasilkan makna menyeluruh (Teeuw 1984 ) 
      Kegiatan menganalisis karya sastra merupakan hal yang lumrah dilakukan sebagai suatu proses pemaknaan atau pemberian makna terhadap karya sastra dengan intensitas estetik, istilah lainnya dalah konkretisasi. Berbagai pendekatan ditawarkan, salah satu diantaranya  pendekatan objektif yaitu pendekatan yang menitik beratkan pada  karya sastra itu sendiri, pendekatan ini beranggapan karya sastra sebagai sesuatu yang otonom. Sebagai struktur yang otonom, karya sastra dapat di pahami sebagai suatu kesatuan yang bulat dengan unsur-unsur pembangunnya. Oleh karena itu,untuk memahami maknanya, karya sastra harus dianalisis berdasarkan strukturnya sendiri, lepas dari berbagai unsur yang ada di luar struktur signifikansinya Berbagai pandangan mengenai pendekatan karya sastra diuraikan oleh para pakar sastra.
                    Abrams dalam Sarjono menyatakan keragaman teori dapat dipahami dan diteliti jika berpangkal pada situasi karya sastra secara menyeluruh..
sedangkan yang memberi perhatian penuh pada karya sastra sebagai sesuatu struktur yang otonom dengan      koherensi intrinsik yaitu
 
                 

                         Pendekatan struktural dipelopori oleh kaum Formalis Rusia dan Strukturalisme Praha, yang mendapat pengaruh langsung dari teori Saussure yang mengubah studi linguistik dari pendekatan diakronik ke sinkronik. Studi linguistik tidak lagi ditekankan pada sejarah perkembangannya,melainkan pada hubungan antar unsurnya. Masalah unsur dan hubungan antarunsur merupakan hal yang penting dalam pendekatan ini

       Analisis karya sastra dengan pendekatan strukturalisme memiliki berbagai kelebihan,diantaranya :
 (1)  pendekatan struktural memberi peluang untuk melakukan telaah atau kajian sastra secara lebih rinci dan lebih mendalam,
 (2) pendekatan ini mencoba melihat sastra sebagaisebuah karya sastra dengan hanya mempersoalkan apa yang ada di dalam dirinya,
(3) memberi umpan balik kepada penulis sehingga dapat mendorong  penulis untuk menulis secara lebih berhati-hati dan teliti (Semi, 1993: 70).
        Selain memiliki beberapa kelebihan, pendekatan ini pun mengandung berbagai kelemahan. Secara terinci Teeuw menjelaskan empat kelemahan strukturalisme murni , yakni:
1)             strukturalisme belum mengungkapkan teori sastra yang lengkap
2)       karya sastra tidak dapat diteliti secara terasing dan harus dipahami dalam suatu sistem satradengan latar belakang sejarahnya
3)      adanya unsur objektif dalam karya sastra disangsikan karena peranan pembaca cukup dalam turut memberi makna,
4)      penafsiran puisi yang menitikberatkan otonomi puisi menghilangkan konteks dan fungsinya sehingga puisidimenaragadingkan dan kehilangan relevansi sosialnya (Teeuw, 1984 : 176). Sekaitan dengan itu Scholes dalam Sayuti (2001:64)



(1) tidak memiliki kelengkapan sistematis yang justru menjadi tujuanpokoknya,
 (2) menolak makna atau isi karya sastra dalam konteks kultural di seputar sistemsastra.

 Hal ini disebabkan karena analisis struktural itu merupakan kesatuan yang bulat dan utuh,tidak memerlukan pertolongan dari luar struktur,

       Di samping itu peran pembaca sebagai pemberi makna karya sastra tidak dapat diabaikan. Kendati mengandung berbagai kelemahan Teeuw  berpendapat bahwa bagaimanapun juga analisis struktural merupakan tugas prioritas bagi serorang peneliti sastra sebelum ia melangkah pada hal-hal lain. Jadi, untuk memahami karya sastra secara optimal, pemahaman terhadap struktur merupakan tahap yang sukar dihindari. Akibat adanya berbagai kelemahan itulah kemudian para kritikus mengembangkan model-model pendekatan lain sebagai reaksi strukturalisme dengan tetap mempertahankan prinsip struktur dan membuang prinsip otonomi yang dijelaskan dalam strukturalisme seperti semiotik dan dekonstruksi.Pada intinya, teori strukturalisme beranggapan karya sastra itu merupakan sebuah struktur yang unsur-unsurnya saling berkaitan. Sehingga unsur-unsurnya itu tidak mempunyai makna dengan sendirinya, maknanya ditentukan oleh saling keterkaitan dengan unsur-unsur lainnya sehingga membentuk totalitas makna. Adapun tujuannya adalah mendeskripsikan secermat mungkin keterkaitan semua unsur karya sastra yang secara bersama-sama sehingga menghasilkan maknakarya sastra secara menyeluruh. Sebagai konsekuensi terhadap pandangan yang menganggap karya sebagai sesuatu yang otonom ,bagian selanjutnya adalah bagaimana menerapkannya      Struktur merupakan keseluruhan yang bulat, yaitu bagian-bagian yang membentuknya tidak dapat berdiri sendiri di luar struktur itu. Berikut ini ada beberapa pendapat para ahli mengenai pendekatan struktural, yaitu suatu metode atau cara pencarian terhadap suatu fakta yang sasarannya tidak hanya ditujukan,

kepada salah satu unsur sebagai individu yang berdiri sendiri di luar kesatuannya, melainkan ditujukan pula kepada hubungan antar unsurnya
(Fokemma,). Analisis struktural merupakan tugas prioritas atau tugas pendahuluan. Sebab karya sastra mempunyai kebulatan makna intrinsik yang dapat digali dari karya itu sendiri (A. Teew.)

B.   Pendekatan Struktural Semiotik
         
            Pendekatan yang memandang karya sastra sebagian sistem tanda, sebagi ilmu tanda, semiotik secara sistematik mempelajari tnda-tanda dari lambang ( semeion bahasa yunani yang bearti tanda ). System-sistem lambang dan proses-proses perlambangan ( Luxemburg:1984 ) manusia slalu berada dalam proses semiosis, yaitu memahami sesuatu yang yang ada di sekitar sebagai sistem tanda. Tanda terdiri 2 aspek yaitu : penanda hal yang menandai sesuatu –petanda refern yang di acu atau di tuju oleh tanda tertentu bahasa dan sastra merupakan sistem tanda tingkat 2 semiotik tingkat pertama dan kedua 16 bahasa merupakan sistem semiotik tingkat pertama penanda : kata-penanda : makna ( dalam arti normatf )- contoh kursi bermakna tempat untuk duduk sastra merupakan system semiotic tingkat 2 penanda bahasa dan unsur structural –penanda :makna ( di tentukan oleh konvensi sastra ).
        
          Semiotik di ungkapkan oleh Racmat Djoko Prodopo sebagai simbol atau tanda. Bahasa di gunakan sebagai medium karya sastra sudah merupakan simbol atau tanda. Pada dasarnya bahasa atau kata-kata yang di gunakan dalam karya sastra sudah menjadi sudah menjadi sebuah lambang atau tanda yang memiliki makna tersendiri, yang telah di tentukan secara konvensional. Bahasa merupakan sistem ketandaan yang telah di maknai menurut konvensi mayarakat. Sistem mengenai tanda atau simbol ini di sebut semiotik atau semiologi. Bahasa sebagai medium karya sastra bukanlah sebagi bahan yang bebas, namun bahasa itu sudah menjadi sebuah system semiotik.



C.   Pendekatan dalam Stilistika

                 Dalam melakukan krtik sastra harus berangkat dari suatu pola pikir tertentu yang di rumuskan secara matang agar hasil yang di capai sesuai dengan tujuan. Hal ini penting, karena karya sastra dapat di lihat dari berbagai sudut pandang. Cara memandang dan mendekati objek dengan titik pandang tersebutlah yang di sebut pendekatan secara teroritis pendekatan adalah asumsi dasar yang di jadikan pegangan menilai sesuatu.

a.       Pengertian Stilistika
                 Pendekatan stilistika di dalam kritik sastra bertolak dari pandangan bahwa isi pokok, pemikiran, dan falsafah. Pendekatan stilistika menganut paham bahwa unsur pokok sastra adalah bahasa. Dengan kata lain, pendekatan stilistika bearti asumsi dasar yang di gunakan oleh kritikus dalam menilai suatukarya sastra di tinjau dari segi kebahasaanya.
b.      Prinsip pendekatan stilistika
     Pendekatan stilistiks dalam menguraikan sebuah karya sastra, harus menguasai dengan baik,
 kriteria pendekatan stilistikadalam kritik sastra adalah tampilah bahasa di dalam karya sastra
        Bentuk dan variasi kalimat, klausa, frase, kata; bunyi dan majas

1.      Bentuk-bentk penyimpangan dari struktur bahasa
2.      Manipulasinya bunyi,kata,ungkapan,frase,kalimat,dan wacana penciptaan dalam karya sastra
3.      Pilihan kata yang tepat
4.      Penampilan berbagai gaya dalam kalimat karya sastra
5.      Analisis pemakaian kta dalam kalimat. Kalimat dalam paragraf dan paragraph dalam wancana







                   Melalui stilistika dapat di jabarkan ciri-ciri khusus karya sastra berdasarkan hal itu, Wellek, dan Werren ,menyatakan bahwa ada dua kemungkinan pendekatan analisis stilistika dengan cara semacam itu, yang pertama di  analisis secara sistemtis tentang sistem linguistik karya sastra kemudian membahas interprestasi tentang ciri-cirinya di lihat berdasarkan makna total atau makna keseluruhan melalui hal ini akan muncul system linguistik yang khas dari sekelompok karya pendekatan yang kedua yaitu mempelajari dari sejumlah ciri khas membedakan system satu dengan yang lainya.
          
            Analisis stilistika adalah dengan mengamati devrasi-devrasi seperti penggulangan bunyi inversi susunan kata,susunan hirarki klausa yang semuanya mempunyai fungsi estetis penekanan, atau membuat kejelasan, atau justru kebalikanya yang membuat makna menjadi tidak jelas sejalan dengan pernyataan di atas dalam kajian stilistika di pengaruhi oleh karya sastra dan bentuk pendekatan yang digunakan.  


E. Teori yang Berhubungan dengan kajian Stilistika
         
              Pada dasarnya kajian stilistika di kemukakan beberapa teori-teori yang berhubungan. menurut  Nurhayati teori-teori tersebut digunakan untuk menganalisis bahasa teori tersebut adalah sebagai berikut :

1.      Diksi (pilihan kata)
Diksi merupakan pemilihan kata yang tepat, padat dan kaya akan nuansa makna dan suasana sehingga mampu rnengembangkan dan mempengaruhi daya irnajinasi pembaca (Fajahono.

2.      Pengimajian (citraan)
Pengimajian adalah kata atau susunan kata yang dapat mengungkapkan pengalaman sensonis seperti penglihatan, pendengaran dan perasaan. Dalam hal ini yang di maksud adalah citraan yang meliputi gambaran,angan-angan dan penggunaan bahasa.




3.      Kata konkret
Kata Konkret adalah kata yang mengarah pada arti yang menyeluruh agar pembaca dapat seolah-olah melihat, mendengar, atau merasa apa yang dilukiskan oleh penyair. Untuk membangkitkan imaji (daya bayang) pembaca, maka kata-kata harus diperkonkret. Maksudnya ialah bahwa kata-kata itu dapat menyaran kepada arti yang menyeluruh. Seperti halnya pengimajian, kata yang diperkonkret ini juga erat hubungannya dengan penggunaan kiasan dan lambang.

4.      Bahasa Figuratif (Majas)
Unsur kepuitisan yang lain, untuk mendapatkan kepuitisan ialah bahasa kiasan (figurative language). Adanya bahasa kiasan ini menyebabkan sajak menarik perhatian, menimbulkan kesegaran, hidup dan terutama menimbulkan kejelasan gambaran angan. Bahasa kiasan ini mengiaskan atau mempersamakan sesuatu hal dengannn   hal lain supaya gambaran menjadi jelas, lebih menarik, dan hidup.
a.       Perbandingan
Perbandingan atau perumpamaan atau simile, ialah bahasa kiasan yang menyamakan satu hal dengan hal lain dengan mempergunakan kata-kata pembanding seperti: bagai, sebagai, bak, seperti, semisal dan kata-kata perbandingan yang lain.
b.      Metafora
Metafora ini bahasa kiasan seperti perbandingan, hanya tidak mempergunakan kata-kata perbandingan, seperti bagai, laksana, dan sebagainya. Metafora itu melihat sesuatu dengan perantaraan benda yang lain (Becker, 1978:317).

d.      Personifikasi
kiasan ini mempersamakan benda dengan manusia, benda-benda mati dibuat dapat berbuat, berpikir dan sebagainya seperti manusia.








a.       Rima
Rima merupakan pengulangan bunyi dalam puisi .
b.      Ritma
Ritma merupakan pengulangan bunyi, kata, frase dan kalimat
c.       Metrum
Metrum adalah pengulangan tekanan kata yang tetap.
.
C.     Analisis Berdasarkan Struktur Batin
                Struktur batin puisi pula yang menjadi salah satu unsur pembentuk puisi, unsur-unsur tersebut adalah sebagai berikut :

1.      Tema
merupakan gagasan atau ide pokok dalam suatu kajian puisi. Hal yang menjadi pokok persoalan dalam puisi tersebut setiap memiliki pokok persoalan yang hendak disampaikan kepada pembacanya.

2.    Perasaan (Feeling)
Feeling adalah suasana perasaan sang penyair yang diekspresikan dan harus dihayati oleh pembaca.

3.    Nada dan Suasana
a.       Nada
merupakan refleksi sikap penyair terhadap pembacanya, baik suasana hati, dan pandangan moral, dan terkadang muncul pula karakter kepribadian pengarang tercemin dalam puisi.
b.      Suasana
Suasana merupakan keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi
4.        Amanat (pesan) atau tujuan

Amanat merupakan hal yang mendorong penyair untuk menciptakan puisinya. Dalam hal ini penyair menciptakan puisinya dan tersirat secara tidak langsung muncul di balik tema di ungkapkan.


D.   Teori Pendekatan Sosiologi Sastra
 
          Konsep sosiologi sastra didasarkan pada dalil bahwa karya sastra ditulis oleh seorang pengarang, dan pengarang merupakan a salient being, makhluk yang mengalami sensasi-sensasi dalam kehidupan empirik masyarakatnya. Dengan demikian, sastra juga dibentuk oleh masyarakatnya, sastra berada dalam jaringan sistem dan nilai dalam masyarakatnya. Dari kesadaran ini muncul pemahaman bahwa sastra memiliki keterkaitan timbal-balik dalam derajat tertentu dengan masyarakatnya, dan sosiologi sastra berupaya meneliti pertautan antara sastra dengan kenyataan masyarakat dalam berbagai dimensinya

          .   a.  Pengertian Sosiologi Sastra
       Sosiologi sastra berasal dari kata sosiologi dan sastra. Sosiologi berasal dari kata sos (Yunani) yang berarti bersama, bersatu, kawan, teman, dan logi (logos) berarti sabda, perkataan, perumpamaan. Sastra dari akar kata sas (Sansekerta) berarti mengarahkan, mengajarkan, memberi petunjuk dan instruksi. Akhiran tra berarti alat, sarana. Merujuk dari definisi tersebut, keduanya memiliki objek yang sama yaitu manusia dan masyarakat. Meskipun demikian, hakikat sosiologi dan sastra sangat berbeda bahkan bertentangan secara dianetral.
Sosiologi adalah ilmu objektf kategoris, membatasi diri pada apa yang terjadi dewasa ini (das sain) bukan apa yang seharusnya terjadi (das solen). Sebaliknya karya sastra bersifat evaluatif, subjektif, dan imajinatif.
    Sosiologi sastra merupakan pendekatan yang bertolak dari orientasi kepada semesta, namun bisa juga bertolak dari orientasi kepada pengarang dan pembaca. Menurut pendekatan sosiologi sastra, karya sastra dilihat hubungannya dengan kenyataan, sejauh mana karya sastra itu mencerminkan kenyataan.


        Kenyataan disini mengandung arti yang cukup luas, yakni segala sesuatu yang berada diluar karya sastra dan yang diacu oleh karya sastra. Demikianlah, pendekatan sosiologi sastra menaruh perhatian pada aspek dokumenter sastra, dengan landasan suatu pandangan bahwa sastra merupakan gambaran atau potret fenomena  sosial. Pada hakikatnya, fenomena sosial itu bersifat konkret, terjadi di sekeliling kita sehari-hari, bisa di observasi, di foto, dan di dokumentasikan. Oleh pengarang, fenomena itu diangkat kembali menjadi wacana baru dengan proses kreatif (pengamatan, analisis, interpretasi, refleksi, imajinasi, evaluasi, dan sebagainya) dalam bentuk karya sastra.

         Sastra menyajikan gambaran kehidupan, dan kehidupan itu sendiri sebagian besar terdiri dari kenyataan sosial. Dalam pengertian ini, kehidupan mencakup hubungan antar masyarakat dengan orang-orang, antar manusia, antar peristiwa yang terjadi dalam batin seseorang. Maka,memandang karya sastra sebagai penggambaran dunia dan kehidupan manusia, kriteria utama yang dikenakan pada karya sastra adalah “kebenaran” penggambaran atau yang hendak digambarkan. Namun Wellek dan Warren mengingatkan, bahwa karya sastra memang mengekspresikan kehidupan, tetapi keliru kalau dianggap mengekspresikan selengkap-lengkapnya.

         Hal ini disebabkan fenomena kehidupan sosial yang terdapat dalam karya sastra tersebut kadang tidak disengaja dituliskan oleh pengarang, atau karena hakikat karya sastra itu sendiri yang tidak pernah langsung mengungkapkan fenomena sosial, tetapi secara tidak langsung, yang mungkin pengarangnya sendiri tidak tahu. Latar belakang munculnya pendekatan sosiologi sastra sastra, karya sastra tidak bisa di pahami secara utuh jika di pisahkan dari lingkungan atau kebudayaan atau peradapan yang telah menghasilkan karena karya karya sastra tidak bisa terlepas dari realitas sosial yang terjadi dalam masyarakat.

      






c.       Teori Pendekatan Sosiologi Sastra  

Menurut Ratna (2003 : 2) ada sejumlah definisi mengenai sosiologi sastra yang perlu dipertimbangkan dalam rangka menemukan objektivitas hubungan antara karya sastra dengan masyarakat, antara lain:

1.    Pemahaman terhadap karya sastra dengan pertimbangan aspek kemasyarakatannya.
2.    Pemahaman terhadap totalitas karya yang disertai dengan aspek kemasyarakatan yang  terkandung didalamnya.
3.    Pemahaman terhadap karya sastra sekaligus hubungannya dengan masyarakat yang melatar belakanginya.
4.    Sosiologi sastra adalah hubungan dua arah (dialektik) antara sastra dengan masyarakat.
5.    Sosiologi sastra berusaha menemukan kualitas interdependensi antara sastra dengan


E.      Teori Pendekatan Kritik sastra
           Kritik sastra memiliki peran sebagai jembatan penghubung antara karya sastra dengan masyarakat penikmat sastra.Sumbangan pikiran dan analisis kritikus yang baik bisa menimbulkan minat yang menyala-nyala bagi pembaca-pembaca lain untuk membaca karya sastra tersebut
           Untuk menunjang ilmu sastra.Kritik sastra berguna pula untuk pengembangan dan pembinaan ilmu sastra (teori sastra). Kritik sastra merupakan wadah analisis karya sastra, analisis struktur cerita, gaya bahasa teknik penceritaan dan sebagainya.




        Dengan demikian ia memberi sumbangan besar kepada para ahli sastra  dalam mengembangkan sastra memberi sumbangan pula kepada kritikus yang belum dijelajahi oleh pengarang Demikian,kritik sastra secara nyata memberi sumbangan pula dalam meningkatkan mutu karya sastrawan-sastrawan.

F.    Teori Pendekatan Resefsi Sastra
      :
                 Pendekatan reseffsi sastra , memahami dan menilai karya sastra berdasarkan tanggapan para pembaca terhadap karya sastra tertentu banyak tanggapan pembaca terhadap karya sastra tanggapan pasif : bagaimana pembaca dapat memhami suatu karya sastra dan menemukan hakikat estetik di dalamnya tidak dapat di ketahui orang lain.

·         Macam-macam pendekatan Resefsi sastra

1.      Resefsi sastra ekpresi mental, di lakukan dengan studi lapangan pembaca memberikan tanggapanya terhadap karya sastra dengan mengisi daftar pertanyaan dan jawabanya yang menunjukan tanggapan para pembaca kemudian di analisis secara kualitas hanya berlaku untuk teks 2 sastra masa kini bertujuan mengukapkan reaksi pembaca masa kini.

2.      Resefsi sastra lewat kritik sastra di kembangkan oleh felixvodickk kritikus di anggap sebagai penanggap utama dan khas karena dapat menetapakan konkretisasi (pemaknaan) karya sastra








G. Teori Pendekatan Ekspresif

                    pendekatan yang memfokuskan perhatianya pada sebagai pencipta atau pengarangnya karya sastra pengarang karya sastra ide,gagasan,emosi,pengalaman lahir batin, pendekatan yang lebih mendasar pada pengarang sebagai pencipta karya sastra tersebut dan lebih menitikberatkan pendekatan ekspresif, tersebut mengenai batin atau pperasaan seseorang yang akan kemudian ddi ekspresikan dan di tuangkan ke dalam bentuk karya sastra dan tulisan hingga membentuk sebuah karya sastra yang bernilairasa tersendiri, dan menurut isi kandungan yang ingin di sampaikan oleh pengarang ( berupa karya seni ) .
               
                dari penjelasan di ats dapat kita ketahui bahwa karya sastra tidak dapat hadir bila tidak ada yang menciptakanya, sehingga pencipta karya sastra sangat penting kedudukanya dalam kegiatan kajian dan apesiasi sastra, pikiran dan perasaan pengarang, sebab pada hakikatnya karya sastra adalh tuangan pengalaman penukis dari segala gagasan , cipta, rasa, emosi, ide , angan-angan yang mendorong suatu karya sastra.


















BAB 111
KESIMPULAN


                        Sastra dapat dikatakan sebagai cermin masyarakat, atau diasumsikan sebagai salinan kehidupan, tidak berarti struktur masyarakat seluruhnya dapat tergambar dalam sastra, hanya gambaran masalah masyarakat secara umum yang ditinjau dari sudut lingkungan tertentu yang terbatas. Sosiologi sastra lebih memperoleh tempat dalam penelitian sastra karena sumber-sumber yang dijadikan acuan mencari keterkaitan antara permasalahan dalam karya sastra dengan permasalahan dengan masyarakat lebih mudah diperoleh





















BAB I V
PENUTUP


                 Demikianlah makalah dari penulis yang di beri judul ‘’ Pengantar Berbagai Pendekatan Analisis Puisi ‘’ guna memenuhi tugas TELAAH PUISI Semester 2 B tahun ajaran 2013/2014
 
                Penulis sadar masih banyak kekurangan dari makalah ini, maka penulis mengharap saran dan kritik dari pembaca sekalian, semoga makalah ini berguna bagi pembaca sekalian























DAFTAR PUSTAKA

           1    Azis, Siti Aida. 2009. Sosiologi sastra sebagai pendekatan menganalisis karya sastra. http://kajiansastra.blogspot.com/. 15 April 2009.

           2   Elistia, inong. 2012. Sosiologi sastra sebagai pendekatan menganalisis karya sastra. http://inongelistia.blogspot.com/. 02 April 2012.

3  Pradotokusomo,Rachmat Djoko,2009 pengkajian Puisi.Yogyakarta: Gajah Mada University Press
4      Teeuw,A.2003 Sastra dan Ilmu Sastra. Jakarta:Pustaka Jaya

5     Wellek R.& Anton. 1990.Teori Kesusastraan.Jakarta














MAKALAH
TELAAH PUISI
TUGAS P Berbagai Pendekatan Analisis Puisi



KELOMPOK : 5
DI SUSUN OLEH :    Neni Wulandari
           Mini
                                       Asrit Manutmasa
                                Nanang kosim

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
( STKIP ) SETIA BUDHI RANGKASBITUNG
        Jalan Budi Utomo No.22 L komp.Pendidikan Rangkasbitung



 
KATA PENGANTAR

          Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusun makalah ini dapat diselesaikan dengan baik dengan judul ‘’ Berbagai pendekatan analisis puisi ‘’

               Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini, masih jauh dari kata sempurna maka dari itu,penulis megharapkan kritik dan saran dari Dosen pembimbing yaitu Ibu Rieke febrianti. Maupun dari para pembaca sekalian demi lebih baiknya penyusunan makalah selanjutnya.

             Terima kasih penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, baik secara langsung maupun tidak langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua sebagai pembaca amin!



                                                                                                    Rangkasbitung,   April 2013



                                                                                                                 Penulis



Text Box: i
 
i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...................................................................................................... i
Daftar Isi............................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1
  1.1     Latar Belakang.................................................................................................... 1
       1.2     Rumusan Masalah............................................................................................... 3
  1.3     Tujuan................................................................................................................. 3
BAB II KAJIAN TEORI..................................................................................... 4
  2.1     Pendekatan Struktural........................................................................................ 4
  2.2     Teori Pendekatan Struktural semiotik................................................................. 6
 2.3   Teori pendekatan Stilistika……………………………………………………..7
  2.4   Teori yang berhubungan dengan stilistika………………………………………7
  2.5   Teori pendekatan Sosiologi sastra….……………………………………………8
  2.6   Teori Kritik Sastra……………………………………………………………….
  2.7   Teori Resefsi sastra………………………………………………………………
2.8   Teori Ekspresif…………………………………………………………………..
BAB III KESIMPULAN..................................................................................... 14
BAB V1 PENUTUP............................................................................................. 15
Daftar Pustaka....................................................................................................... 16




Text Box: ii